Gorontalo - Dalam rangka memperingati Hari Dharma Karya Dhika Ke-78, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Gorontalo melalui Divisi Pemasyarakatan selenggarakan Bakti Sosial Pencegahan Stunting, Sabtu (29/7).
Bertempat di selasar Kanwil Kemenkumham Gorontalo, Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo ikut serta mendukung program nasional pencegahan stunting dengan mengikutkan 4 (empat) orang Warga Binaan Pemasyarakatan bersama 3 (tiga) titipan bayi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Penjabat Gubernur Gorontalo diwakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Anang Otoluwa, Kepala Dinas Sosial Prov Gorontalo Sagita Wartabone, Unsur BINDA, Pemerintah Kota Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Gorontalo dan Bonebolango, serta unsur terkait lainnya.
Dengan menargetkan pelayanan kesehatan kepada 300 orang Ibu Hamil dan 150 anak stunting, giat ini menggandeng kerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo dan OPD Provinsi, Pemerintah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, BPJS Gorontalo, Bank BRI Cab. Gorontalo, Bank SULUTGO serta UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi se Gorontalo.
Bakti Sosial dengan tema "Cegah Stunting" ini merupakan upaya nyata yang dilakukan dalam mendukung program nasional pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, dimana data prevalensi saat ini sebesar 24% yang ditargetkan turun menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang.
Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan bakti sosial ini yaitu memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan anak stunting untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting khususnya di wilayah Gorontalo.
Kakanwil Kemenkumham Gorontalo, Heni Susila Wardoyo, menyampaikan Pemerintah Indonesia telah mencanangkan 5 pilar sebagai Strategi Nasional Percepatan Pengentasan Stunting yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung komitmen para pimpinan nasional baik di pusat maupun daerah.
"Jika sudah tahu dan ternyata anak kita terindikasi stunting maka harus mau bergerak atau berupaya. Tidak ada kata terlambat kalau kita mau berubah", tambah Heni Susila Wardoyo. (Humas LapuanGo!)
